BAHAYA SEKS BEBAS
BAGI KESEHATAN MANUSIA
Di
susun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Sebagai
prasyarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah
Disusun oleh :
RIANA MEI ANANDA
112/084.076
XII Keperawatan 1
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMK KESEHATAN BAKTI INDONESIA
MEDIKA BLITAR
Jalan
Raya Kendalrejo No 19-20 Desa
Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar
OKTOBER/2014
|
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul : ’’Bahaya Seks Bebas bagi Kesehatan Manusia” dengan
baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia sebagai salah satu syarat
mengikuti Ujian Akhir Sekolah.
Penyusunan
karya tulis ilmiah ini. penulis mendapat masukan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Insan Maulana Putra, S.TP, selaku Kepala Sekolah SMK BIM Blitar yang telah
memberikan fasilitas yang mendukung sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik
2.
Bapak
Ghulam Syafi’I, S.Pd, selaku Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum yang telah
memberikan inspirasi sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik
3.
Ibu
Luthfu Nuzulia, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini terselesaikan dengan baik
4.
Bapak
Udjang Kustiadi Tanudinata dan Ibu Eri Miarti, selaku orang tua yang telah
memberikan motivasi dan doa sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan
baik
5.
Pihak-pihak
yang tidak disebutkan satu persatu sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan
dengan baik
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunannya, pembahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Sehingga karya tulis ilmiah
dapat terselesaikan dengan baik.
Blitar,
30 Oktober 2014
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Isi dari BAB I Pendahuluan adalah latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, metode dan tinjauan pustaka, adapun rinciannya sebagai
berikut :
1.1
Latar
Belakang
Pada
masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan
hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja
informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja
tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak
jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual
menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual
yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon
dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual
mereka sendiri (Handbook of Adolecent
psychology: 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi
perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang
tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui
dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat
tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Pandangan
sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang
alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah
sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya
secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus
diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan
bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar
nikah, aborsi, penyakit kelamin, dan lain lain, adalah contoh dari beberapa
kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang
keliru mengenai seksualitas.
|
Sikap
pemerintah dalam menangani seks bebas sangat membutuhkan perhatian masyarakat.
Tanpa campur tangan keduanya sungguh tidak akan tercapai apa yang kita
inginkan, sebab remaja masih dalam pembaharuan kebebasan yang disalah artikan.
|
Berdasarkan
pengalaman, penulis melihat kurangnya kesadaran dari semua pihak seperti remaja
dan orang tua. Adapun yang pernah direncanakan untuk mengarahkan remaja ke
hal-hal positif baru sedikit yang terlaksanakan dengan baik. Memang kebanyakan
orang tua mengarahkan anak-anaknya ke hal yang positif tetapi karena pengaruh
dan perkembangan zaman maka anak-anak mudah terjerumus ke hal negatif. Apabila
mereka berada didalam lingkungan yang baik tidak menutupi kemungkinan maka
dengan kesadarannya ia akan menjadi baik.
Kengerian
itu sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadi sandaran norma dan
aturan dalam interaksi manusia. Budaya ketimuran yang terkenal “ewuh pekewuh” (punya
rasa malu) mulai tergusur budaya “my
bussines is mine” ( ini urusanku) sehingga rasa malu dan berbagai norma
lain di abaikan karena anggapan bahwa urusannya adalah urusannya sendiri bukan
orang lain. Dalam pergaulan remaja pun demikian, karena remaja merupakan bagian
terbesar yang terkena imbas dari budaya ini. Dalam hal jalinan hubungan dengan
lawan jenis pun demikian sehingga pergaulan bebas tanpa adanya norma dan
aturan.
Oleh
karena itu, penulis mengambil judul “ Bahaya Seks Bebas bagi Kesehatan Manusia
karena generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang
pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang
antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan
lain-lain yang dapat menyebabkan rusaknya moral, akal, dan jasmani. Hal
tersebut yang menyebabkan generasi muda terjebak dalam hal-hal buruk yang dapat
mengganggu kesehatannya pula dan meningkatkan jumlah kematian pada kaum muda.
1.2
Rumusan
Masalah
1)
Bagaimana
cara penanggulangan seks bebas ?
1.3
Tujuan
1)
Mengetahui
cara penanggulangan seks bebas
1.4
|
1)
Seks
: kegiatan yang berkaitan dengan
manipulasi alat kelamin,
khususnya
hubungan seksual; namun dapat juga sesuatu
yang
mengarah pada hal tersebut
2)
Sifilis
: infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri
spiroset Treponema pallidum sub-spesies
pallidum. Rute
utama penularannya melalui kontak
seksual, infeksi ini
juga
dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan
atau
saat kelahiran.
3)
HIV
: Kepanjangannya Human Immunodeficiency Virus, suatu
virus
yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.
Virus ini
menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan
(imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
4)
AIDS : Kepanjangannya Acquired Immunodeficiency Syndrome,
sekumpulan
gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang
timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat
infeksi virus HIV
5)
Aborsi : berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20
minggu
yang mengakibatkan kematian janin
1.5
Landasan
teori
1.5.1
Pengertian
Seks adalah naluri alamiah yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang
memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya
(tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu
spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks
adalah untuk reproduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk
hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan
melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Seks
bebas didefinisikan segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual
yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu,
sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai
dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.( Desmita, 2005 )
|
Di
dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis
kelamin atau gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan aktivitas
seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender di
atas.
seks bebas menurut Kartono (1977)
merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut
menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan
bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat.
1.5.2
Fase Remaja
Manusia selau mengalami perubahan, baik
itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh) maupun yang bersifat non-fisik
(sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh
setiap orang. Pada masa ini, pola piker kita mengalami peralihan dari pola
pikir yang masih bersifat kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa.
Setelah melewati masa remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan
atau fase yag disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia
mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.
Pada masa remaja biasanya setiap
individu masih bingung dalam menentukan siapa sebenarnya dia (tahap pencarian
jati diri) dalam artian masih mencari apa yang harus ia lakukan dalam
kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang
berlaku agar pada waktu menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam
jurang kesalahan yang dalam.
1.5.3
Fase Pendewasaan
Masa remaja biasanya dialami pada saat
usia sekolah menengah, setelah masa remaja ini terlewati maka fase selanjutnya
adalah fase pendewasaan yang biasanya dialami setelah lulus SMA atau pada waktu
(seumuran) pertama kali kuliah (awal menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi
mahasiswa pola pikir seseorang akan menjadi semakin kritis, responsive dan
cenderung idealis. Pada fasae inilah pola piker terbentuk menjadi semakin
matang. Tapi yang saya maksud disini bukan berarti bahwa karena menjadi
mahasiswalah pikirannya menjadi lebih matang, tetapi yang saya maksud adalah
pada waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak menjadi
mahasiswa (yang mengalami hal ini bukan haya mahasiswa tapi semua orang).
|
1.5.4
Bahaya Seks Bebas bagi Kesehatan
Secara
umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas yaitu kehamilan
dan penyakit menular seksual ( Sifilis,
HIV/AIDS, dan lain-lain ). Di Amerika
Serikat setiap tahunnya hampir satu juta remaja perempuan menjadi hamil dan
sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit kelamin diderita oleh remaja.
Untuk menghindari perilaku seks
bebas yang berisiko tinggi, peran orang
tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa orang
tua harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja
terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan
tuntas, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif.
Kehamilan
remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya.
Risiko tersebut adalah disproporsi
janin, pendarahan, prematuritas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain
hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati.
Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak
sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan
dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat
kepada bayi, penyakit menular seks yang menyerang usia remaja juga dapat
mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang.
Perilaku
seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak menimbulkan
dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif
atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat
dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku
seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. Berikut
beberapa bahaya utama akibat seks bebas :
1)
Timbul
rasa ketagihan
Seks
bebas akan mengundang rasa ketagihan bagi para pelakunya. Sekali seseorang
mencoba melakukan seks bebas, maka dapat dipastikan orang tersebut akan
melakukan terus menerus perbuatan seks bebas. Hal ini disebabkan karena orang
tersebut mendapatkan kenikmatan untuk menyalurkan hasrat seksualnya.
2)
Menciptakan
kenangan buruk
|
3)
Mengakibatkan
kehamilan
Hubungan
seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa
subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar
biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
4)
Menggugurkan
kandungan ( aborsi ) dan Pembunuhan bayi
Aborsi
merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan
kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak
aman, karena dapat mengakibatkan kematian.
5)
Penyebaran
penyakit
Penyakit kelamin akan menular
melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas
dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan
penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin.
Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
1.6 Metode Penulisan
Dalam pengambilan data karya ilmiah
dapat menggunakan beberapa metode. Adapun metodenya adalah sebagai berikut :
1)
Wawancara
: Teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap
Narasumber
atau sumber data
2)
Angket
: Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden
untuk dijawabnya
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Bahaya Seks Bebas bagi
Kesehatan Manusia “ ini penulis menggunakan metode media pustaka dalam
penyusunan karya tulis serta artikel dari internet karena penggunaan internet
lebih mudah dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara
Penanggulangan
Seperti
yang telah kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik
dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan
anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena
bisa mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan
hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya
dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif dengan cara mendukung bakat yang
dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi seorang
anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak. Berikut ini merupakan Pencegahan pencegahan
atau Penanggulangan Seks Bebas :
1)
Pencegahan
menurut Agama
a. Memisahkan tempat tidur anak.
b. Meminta izin ketika memasuki
kamar tidur orang tua.
c. Mengajarkan adab memandang lawan
jenis
d. Larangan menyebarkan rahasia
suami-istri.
2)
Pencegahan
seks bebas dalam keluarga
Faktor
keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku seks
bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat
anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan
pendidikan seks, agar ia mulai dapat memberikan mana cirri-laki-laki dan mana
ciri perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang
tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk
memberikan pendidikan seks pada usia dini.
a. Keluarga harus mengerti tentang
permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak mereka.
b. Seorang ayah mengarahkan anak
laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam menjelaskan masalah
seks.
c. Jangan menjelaskan masalah seks
kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.
d. Hindari hal-hal yang berbau porno
saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang sopan.
e.
|
|
f.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seks bebas merupakan tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Ada
beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah
menonton film porno, pengaruh pergaulan bebas, penyaluran hasrat seksual, dan
kurangnya peran dan perhatian orang tua kepada anaknya.
Secara
umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja
yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual ( Sifilis, HIV/AIDS, dan lain-lain ). Cara menghindari seks bebas
yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat diartikan sebagai
penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan
sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah
pencegahan seks bebas menurut agama dan pencegahan seks bebas dalam keluarga.
3.2 Saran
1.
Tingkatkan keimanan dan selalu
dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tumbuhkan norma dan nilai-nilai sosial.
3. Hindari pergaulan bebas yang dapat menjurus ke dalam perilaku
seks bebas.
4. Katakan "tidak", jika pasangan menghendaki aktivitas
berpacaran melebihi batas.
Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai
"bukti cinta", jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak
wanita. Ingat !!, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan
menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap
mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah
bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan
apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Gunarsah,
Singgih. D., 1995. Pendidikan Seksual. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sabas
Hartono, Hadi. 2009. “Makalah Dampak Seks Bebas Dikalangan Remaja”. Dalam (http://www.google.com/hadi.asp, di akses tanggal 29 Oktober
2014)
Suherni.
2008. “Bahaya Seks Bebas”. Dalam Kompas. 27 Januari. Jakarta.
|